5. Petualangan Sherina
Film yang memang ditujukan untuk pasar anak-anak saat ini boleh dibilang terbilang langka. Di masa lalu, ketika dunia hiburan Indonesia masih dipenuhi dengan artis anak-anak yang berbakat dan anak-anak masih mendengarkan lagu yang memang ditujukan untuk umur mereka, film-film seperti ini laris manis. Salah satu yang terbaik? Tentu saja Petualangan Sherina yang fenomenal. Sebagai salah satu yang pertama di genrenya, Petualangan Sherina menawarkan semua hal yang dicintai oleh anak-anak, dari musik, tarian, hingga konsep petualangan besar yang mampu ditakhlukkan oleh seorang anak kecil. Lantas konsep game seperti apa yang bisa diusung di dalamnya? “Meniru” gaya game-game ala Dora The Explorer mungkin menjadi bentuk yang paling tepat. Menghadirkan elemen aksi yang minim, Petualangan Sherina dapat didesain sebagai sebuah game yang mengusung musik dan tarian yang disukai oleh anak-anak dan menjadikanya faktor untuk menemukan progress di dalam cerita.
4. Si Buta dari Gua Hantu
Wiro Sableng mungkin datang dengan kepribadian unik yang tidak tergantikan, namun jika kita membicarakan karakter fiksi silat yang popularitasnya yang tidak tertandingi? Maka nama “Si Buta dari Gua Hantu” adalah pilihan yang paling tepat. Sosok yang bisa dianggap sebagai “Chuck Norris”-nya cerita silat Indonesia ini memang dideskripsikan sebagai sosok pendekar yang tidak bercela jika berhadapan pada ketidakadilan di masyarakat. Di balik sosoknya yang buta dan kehadiran sahabat baiknya – sang lutung “Kliwon”, Si Buta adalah manifestasi dari sebuah sosok “superhero” Indonesia yang orisinil. Genre yang bisa diadapatasikan untuknya? Tentu saja hack and slash dengan elemen stylish ala Devil May Cry akan menjadi pilihan yang tepat. Membayangkan bisa mencicipi game seperti ini saja sudah cukup untuk membuat adrenalin sebagian besar dari kita melompat tinggi.3. Merantau
Memperkenalkan sosok Iko Uwais untuk pertama kali, Merantau adalah film action modern Indonesia yang berusaha memperkenalkan kembali pencak silat sebagai olahraga bela diri asli dari Nusantara. Walaupun dibumbuhi dengan begitu banyak elemen drama, namun Merantau harus diakui merupakan kandidat yang tepat untuk menghasilkan sebuah game action fighting yang mumpuni. Tidak perlu mengambil porsi dari plot utama, developer dapat dengan bebas menciptakan sebuah side-story yang memungkinkan sang karakter utama untuk memainkan porsi yang lebih banyak dalam bertarung dengan jurus-jurus pencak silat yang indah. Konsep permainn yang paling cocok? Menerapkan mekanisme gameplay ala Jet Li – Rise to Honor yang sempat populer di Playstation 2 adalah pilihan yang terbaik.
2. Pintu Terlarang
Mendapatkan sebuah film psycho thriller yang berkualitas di Indonesia bukanlah sebuah hal yang mudah. Banyak film yang kemudian jatuh pada pusaran “ketidakjelasan cerita” yang kelam dan pada akhirnya tidak mampu memberikan sensasi ketegangan dan misterius yang tepat bagi para penikmat film. Dari kelangkaan kualitas ini, salah satu film yang terhitung berhasil melakukannya adalah Pintu Terlarang (Forbidden Door), sebuah film psycho-thriller karya sineas dalam negeri yang mampu menawarkan semua elemen dalam kapasitas yang berbobot. Misteri, darah, dan berbagai kejutan yang ada membuatnya pantas untuk diadaptasikan sebagai sebuah video game. Namun alih-alih mengambil bentuk ala survival-horror seperti saran saya di Jelangkung, Pintu Terlarang lebih pantas dirombak ke dalam gameplay yang berfokus pada penyampaian cerita yang terbangun secara rapi dan pelan. Format yang terbaik? Dengan menyulapnya sebagai sebuah game interactive drama ala Heavy Rain.
1. The Raid
The Raid atau Serbuan Maut harus diakui merupakan fenomena industri hiburan yang sedang naik daun dalam beberapa minggu terakhir saat artikel ini dihadirkan. Dirilis secara internasional terlebih dahulu, The Raid berhasil menawarkan sebuah konsep film action yang begitu dirindukan, tidak hanya masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh seluruh pencinta film di seluruh dunia. Hampir semua review internasional yang beredar memberikan nilai tinggi dan acungan dua jempol untuk film yang satu ini. Anda belum menontonnya? Anda benar-benar harus menyempatkan diri. Dengan dukungan sisi action yang begitu luar biasa dan reaksi positif dari berbagai belahan dunia, bukanlah hal yang tidak mungkin untuk menemukan The Raid tampil sebagai sebuah video game yang lahir dari developer raksasa di masa depan. Cara terbaik untuk merepresentasika The Raid dalam video game? Saya membayangkannya seperti ini: Meramu semua elemen aksinya dalam sebuah game action spionage ala Metal Gear Solid dengan mekanisme CQC pencak silat yang cepat dan suntikan active cut-scene yang sinematik tampaknya menjadi pilihan yang baik untuk merepresentasikan maha karya yang satu ini.
sedikit edit dari : sumber
0 komentar:
Posting Komentar